Download

Haji Tak Kenal Usia

Mereka yang Menjadi Calon Jamaah Haji Tertua dan Termuda

Supiyah Dibayari Anaknya, Rahmawan Tak Sangka Berhaji Diusia Belia
Menunaikan rukun Islam kelima atau berhaji, menjadi dambaan setiap umat Muslim. Tak terkecuali Supiyah, 86, warga Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, dan Rahmawan Arif Akbar Sahbana, 16, warga Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru. Mereka adalah jamaah tertua dan termuda dari Tulungagung.

Triyoga Agus N, Ratu
---

Pagi kemarin, pukul 08.00 WIB suasana di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, tampak sepi. Di jalan-jalan desa itu tampak lengang. Rumah-rumah penduduk juga banyak yang tutup. Bisa jadi karena penduduk yang sebagian besar petani telah berangkat ke sawah.

Pemandangan yang sama juga terlihat di salah satu rumah yang dekat dengan musala. Tidak ada kesibukan yang terlihat di rumah sederhana milik Supiyah tersebut. "Setiap hari memang sepi karena saya di rumah sendirian. Anak-anak sudah berkeluarga dan punya rumah sendiri-sendiri," ucap Supiyah sambil mempersilakan Ratu masuk ke rumahnya.

Rumah nenek yang telah memiliki 12 cucu itu sangat sederhana. Tak ada yang istimewa yang ada di dalam bangunan tembok yang sudah tua itu. Tampak lemari pakaian di pojok dinding dan meja kursi tamu yang sudah agak reot. "Sebenarnya saya ini tidak punya apa-apa. Wong saya ini hanya petani biasa, buat makan saja susah," tuturnya.

Meski usianya cukup senja, namun kondisinya masih terlihat bugar. Rona bahagia terus memancar dari wajahnya yang sudah keriput. Keprihatinan karena hidup pas-pasan seperti tak terlihat. Maklum jika dia sangat senang. Sebab sebentar lagi, janda sembilan anak itu akan menjadi tamu Allah. Hal yang tidak pernah dibayangkan dan akan menjadi kenyataan.

"Terus terang seumur-umur tidak pernah bermimpi berangkat haji. Soalnya saya ini orang susah dan anaknya banyak. Jadi untuk makan saya rasanya sudah cukup," ungkapnya dengan malu-malu.

Namun jika Allah sudah menghendaki, lanjut dia, tak ada yang tidak mungkin. Tiba-tiba, putra pertamanya,Khomari akan membayar semua biaya berangkat haji untuk dirinya. Awalnya dia tidak percaya mendapat tawaran putranya yang seorang dosen itu. "Saya tidak bisa menolak, sebab ini panggilan Allah. Mungkin Allah memang menginginkan saya ke rumahNya saat usia saya sudah tua begini," ujarnya.

Sementara itu, bagi Rahmawan Arif Akbar Sahbana, berangkat haji memang sudah menjadi impiannya sejak kecil. Namun yang dia tidak pernah disangkanya adalah akan ke rumah Allah dalam usia yang masih belia. "Waktu kecil saya memang sudah punya cita-cita naik haji. Tapi tidak membayangkan kalau berangkatnya sekarang," kata Rahmawan-demikian dia sering disapa saat ditemui di rumahnya kemarin.

Lajang yang masih duduk di kelas II MAN I Tulungagung ini menuturkan, rencana berangkat ke Tanah Suci sebenarnya sudah sejak lebaran haji tahun lalu. Namun karena masuk daftar tunggu, akhirnya batal. Baru terealisasi tahun 2007 ini. "Daftarnya sebenarnya sudah tahun lalu tapi gagal," tegasnya.

Rahmawan sebenarnya memiliki beban berangkat haji di usia sangat muda. Sebagai anak muda, tentu dirinya masih belum mampu mengendalikan emosi dengan baik. Apalagi menghadapi godaan-godaan di masa remaja. "Orang yang sudah pulang haji itu kan harus menjaga tutur kata, perilaku, dan sebagainya. Sementara godaan untuk anak muda itu kan besar sekali," papar putra pasangan Ahmad Sugiyono dan Harngatin ini.

Doa apa yang akan dipanjatkan? Rahmawan menuturkan, saat di Tanah Suci akan memohon doa agar menjadi orang yang sukses. Di samping itu juga meminta agar cepat lulus sekolah dan bisa melanjutkan kuliah di Yaman, Timur Tengah, untuk memperdalam agama. "Kalau Allah meridoi saya ingin kuliah di Yaman. Saya akan berdoa untuk itu," pungkasnya. ***
Sumber: Radar Tulungaung Jawa Pos Group
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. pahpoh - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger